HOKI PADA JERSEY AWAY MILAN

• facebook

Heyy sob, apa kabar hari ni ?? yang pastinya baik baik aja kan.
Oke,, hari ini ane bakalan kupas sedikit tentang jersey away milan.
Ada cerita apa di balik jersey away milan ??

Sudah bukan hal yang aneh lagi bagi ac milan mengikuti kejuaraan tingkat eropa dan dunia. Nama ac milan sudah seperti "pelanggan tetap" pada kejuaraan eropa, tapi tidak untuk beberapa tahun terakhir. Yaa saat ini milan sedang berada di masa transisi. Banyaknya pemain bintang yang pergi dan para veteran yang gantung sepatu membuat milan seakan sedang "tertidur pulas" dalam kenangan mimpi indah masa lalu. Diperparah lagi dengan krisis finansial sang pemilik club yang menyebabkan milan sulit bersaing di bursa transfer pemain. Hal ini berdampak minimnya pemain bintang di skuad milan saat ini. Tapi untuk kali ini ane bukan mau bahas hal tersebut. Ane akan bahas tentang tuah jersey away putih putih milan di kejuaraan eropa. Tapi kejuaran eropa yang ane bahas adalah final final liga champions eropa di era modern, mulai tahun 1988/89 yang dimenangkan milan hingga yang terakhir pada musim 2006/07

TUAH JERSEY AWAY MILAN

Ac milan sudah sering bermain di laga puncak kejuaraan eropa dan dunia, apa lagi liga champions eropa. Namun adakah yang memperhatikan jersey yang dikenakan para pemain milan di setiap laga pamungkas ? Ya, milan selalu ngotot ingin menggunakan jersey away putih putih mereka saat tampil di partai puncak liga champions eropa. Milan enggan mengenakan jersey kebesaran mereka yaitu merah hitam di setiap laga puncak liga champions. Silvio Berlusconi (presiden sekaligus pemilik milan) beranggapan jika jersey putih putih akan membawa keberuntungan jika dipakai pada laga pamungkas. Foto foto berikut ini adalah buktinya.

*Final 1988/89

milan juara liga champions 1988/89

Ac milan era 1988/89 adalah salah satu yang terbaik. Milan berhasil menghancurkan Real Madrid dengan agregat meyakinkan 6-1 untuk melaju ke partai puncak Liga Champions Eropa bersua Steaua. Laga final itu sendiri dihelat di Spanyol (stadion camp nou) pada tanggal 24 mei 1989. Final ini dipimpin oleh wasit Karl Heinz asal Jerman. Di final tersebut Milan berhasil menang telak 4-0 atas Steaua.

*Final 1989/90

skuad milan di partai final liga champions 1989/90

Satu tahun berselang milan kembali berjaya dengan menembus partai final liga champions eropa dua tahun beruntun. Kali ini milan berhasil mengandaskan fc bayern munchen dengan skor agregat 2-2 (milan melaju berkat agresifitas gol tandang) untuk melaju ke partai final bersua club asal portugal, benfica. Laga final ini dihelat pada tanggal 23 mei 1990 di stadion Ernst Happel, Vienna. Milan membawa pulang "si kuping besar" ke san siro setelah berhasil mengalahkan benfica dengan skor tipis 1-0.

*Final 1993/94

skuad milan di final champions 1993/94

Setalah satu musim sebelumnya kalah 0-1 di  partai final dari club asal prancis, marseille, kini milan kembali menapaki rumput lapangan di partai final liga champions eropa bersua club kuat spanyol, fc barcelona. Partai final tersebut dihelat pada tanggal 18 mei 1994 di Olympic Stadium, Athens. Pertandingan ini dipimpin oleh wasit Philip Don asal Inggris dengan disaksiakan lebih dari 70.000 pasang mata. Milan sendiri berhasil keluar sebagai juara setelah melumat barcelona dengan skor telak, 4-0.

*Final 2002/03

selebrasi skuad milan di ucl 2002/03

Setelah beberapa tahun absen di final liga champions eropa, akhirnya milan kembali masuk partai final pada musim 2002/03 guna bersua club senegara yaitu Juventus. Partai final kali ini dihelat di old trafford, manchester, markas Setan Merah (MU). Pertandingan ini dipimpin oleh wasit Markus Merk asal Jerman. Lagi lagi milan keluar sebagai juara setelah menang 3-2 dalam adu pinalti setelah sebelumnya hanya bermain dengan skor kaca mata dalam waktu normal plus dua kali 15 menit. Paolo Maldini didapuk sebagai man of the match pada laga final ini.

skuad milan saat kalah 0-1 dari marseille pada final chamipons 1992/93